TEMPO.CO, Jakarta - Tim Kampanye Nasional Jokowi - Ma'ruf memperbarui hasil rekapitulasi suara yang dilakukan internal secara berjenjang berdasarkan dokumen C1 yang dilakukan TKN 01. Dari total data C1 yang masuk sebanyak 119.141, dan dengan basis itu, dibobot berdasarkan proporsi pemilihnya maka hasil akhirnya, Jokowi - Amin 56,74 persen dan Prabowo - Sandiaga 43,26 persen.
Baca: Jokowi Unggul Versi Quick Count, IHSG Bakal Tembus 6.900
"Berdasarkan rekapitulasi berjenjang dari dokumen C1 yang dilakukan tim kampanye 01 semakin memastikan kemenangan Jokowi -Ma'ruf," ujar Sekretaris TKN Hasto Kristiyanto lewat keterangan tertulis pada Ahad, 21 April 2019.
Sejak Jumat lalu, 19 April 2019, TKN memang telah membuka hasil hitung riil (real count) versi kubu mereka. Sebelumnya, dengan data masuk sebanyak 7,75 persen dari keseluruhan suara nasional atau 59.503 dari 809.306 TPS, Jokowi - Ma'ruf unggul dengan 63 persen, Prabowo - Sandiaga tertinggal dengan 37 persen.
Hasto Kristiyanto menyatakan siap jika sistemnya diaudit dan dibandingkan dengan data kubu Prabowo. "Bahkan jika KPU mau membandingkan antara data kami dengan Gerindra, BPN, kami juga siap," kata Hasto.
Direktur Saksi TKN Arif Wibowo menyebut data yang diambil ini secara acak. Bukan hanya berdasarkan basis suara Jokowi. "Data kami diambil secara acak dari semua TPS," ujar Arif.
Arif menyebut data ini sengaja selalu diperbarui sebagai pengetahuan untuk masyarakat. "Kami memberitahukan ini untuk mengajak masyarakat berpikir cerdas," ujar dia.
Sebelumnya, Prabowo Subianto telah mendeklarasikan dirinya dan Sandiaga sebagai presiden dan wakil presiden tahun 2019-2024, berdasarkan perhitungan lebih dari 62 persen hitung riil dan C1 yang diinput tim internal mereka.
Baca: Luhut yang Diutus Jokowi dan Kedekatannya dengan Prabowo
Prabowo juga menyatakan bahwa lembaga survei yang mengunggulkan Jokowi adalah tukang bohong yang sudah tidak bisa lagi dipercaya oleh rakyat. Atas dasar itu, Prabowo meminta agar lembaga survei pindah ke negara atau benua lain, salah satunya Antartika.
"Hei tukang bohong, rakyat tidak percaya sama kalian. Mungkin kalian harus pindah ke negara lain. Mungkin kau bisa pindah ke Antartika," ujar Prabowo di kediamannya, Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan, Jumat, 19 April 2019.